Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KONSELING CUTTING, SELF INJURY ATAU SELF HARM



Tahukah kalian bahwa Self injury atau Self Harm saat ini, telah menjadi Issue Global di seluruh dunia. Sebuah Penelitian di UK (2001) menunjukan bahwa Self Injury atau Self Harm pada remaja berusia 10 hingga 19 tahun. Mereka menemukan 37 persen dari 10.000 remaja wanita dan 12,3 persen dari 10.000 melakukan self injury atau self harm. Berbeda dengan penelitian dari  the Australia Institute of family, menunjukan angka yang tinggi pada remaja di Australia. Mereka juga menemukan bahwa remaja wanita menunjukan resiko mengalami self harm atau self injury daripada remaja laki-laki. Berdasarkan data dari New York Times menunjukan bahwa lebih dari 30 persen remaja perempuan mengalami self injury atau self harm.

Self Injury atau Self Harm sendiri tidak terjadi tiba-tiba. Banyak faktor yang memungkinkan seseorang melakukan hal tersebut. Beberapa faktor penyebab Self Injury atau Self Harm

Dalam jurnal BioMed Research International, menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara bullying dengan Self Injury atau Self Harm. 
2. Traumatic 
Pada Australia and New Zealand Journal of Psychiatry (2011) menunjukan bahwa sejarah traumatic seseorang mampu menyebabkan orang tersebut melukai diri sendiri atau melakukan self injury.
3. Mental Issue.
Dalam Penelitian Australia and New Zealand Journal of Psychiatry (2011), issue Depresi, Gangguan Kecemasan, borderline personality, PTSD, dan eating disorder.
4. Faktor Pertemanan
Penelitian Erin Winterrowd, dkk (2011) menunjukan bahwa faktor pertemanan dapat membuat seseorang mengalami self injury. Selain itu, berteman dengan seseorang yang mengalami self injury dapat mempengaruhi seseorang untuk bertindak sama juga.

Pencegahan.

Self Injury telah banyak mengambil jiwa seseorang. Kita dapat mengambil bagian untuk aktif dalam melakukan pencegahannya. Berikut hal-hal yang diperlukan untuk mengatasinya.
  • Mengidentifikasi seseorang yang mengalami self Injury atau Self Harm
  • Mendorong mereka yang mengalami self injury untuk terkoneksi dengan lingkungan sosial.
  • Miliki kesadaran untuk berbagi info terkait dengan self injury atau self harm kepada orang lain dan pelajari gangguan ini.
  • Bicarakan tentang pengaruh media yang dapat mempengaruhi perilaku self injury atau self harm

Diagnosis.

Diagnosis ini dapat diberikan kepada ahli dalam hal ini, seperti psikiater atau psikolog. Oleh karena itu, mungkin membutuhkan evaluasi psikologis yang dapat mengungkapkan gangguan ini dan akar masalahnya.

Terapi.

Terapi yang dilakukan dapat menggunakan psikoterapi atau konseling. Namun, hendaknya perlu dilakukan oleh tenaga profesional didalamnya.

Konseling dan terapi dapat menolongmu untuk:
1. Mengidentifikasi dan mengatur trigger penyebab self injury atau self harm
2. Belajar cara mengatur stress atau stress management
3. Belajar cara mengatur emosi atau regulation emotion
4. Belajar cara meningkatkan citra diri atau Positive Self Image
5. Mengembangkan keterampilan dalam meningkatkan hubungan dan sosial skill
6. Mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah yang sehat

Terapi yang digunakan:
  • CBT (cognitve behavior Therapy)
  • DBT (Dialectical behavior therapy)
  • Mindfullness Therapy