Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEHAT MENTAL DENGAN MENGEMBANGKAN RESILIENSI MELALUI KONSELING

Banyaknya permasalahan  kesehatan mental yang ada di masyarakat ini, di picu dari berbagai stressor yang tidak dapat tertangani. Selain itu, seringkali beberapa orang yang cenderung mengalami hal tidak mampu dalam menangani emosi dan situasi penyebab  permasalahan tersebut. Oleh karena itu, setiap orang membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi masalah, agar kedepan mereka mampu bertahan dan beradaptasi dengan situasi sulit dalam kehidupannya. Resiliesi seseorang pada dasarnya dapat di kembangkan dalam diri mereka. Dengan mengembangkan kemampuan resiliensi tersebut, dapat membantu seseorang untuk menemukan jalan atau cara yang positif dari kesulitan yang mereka hadapi. Berikut beberapa manfaat yang didapatkan seseorang saat mampu mengembangkan kemampuan resiliensi, antara lain, yaitu:

  • Mengurangi ketakutan terhadap pengalaman baru atau masa depan
  • Mampu mengatur dan mentolerasi emosi yang kuat akibat dari pengalaman sulit yang dihadapi, terutama yang keluar dari zona nyaman mereka.
  • Tetap fokus, produktif, dan menjadi fleksibel dalam situasi apapun.
  • Meningkatkan kemampuan komunikasi dan keterampilan dalam membina hubungan dengan orang lain.
  • Meningkatkan self esteem dan kepercayaan diri pada seseorang, terutama saat menemukan solusi dari permasalahan yang terjadi.


Hal Penting Dalam Resiliensi

Resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dan memantulkan kembali situasi yang tidak mereka planningkan sebelumnya. Seseorang yang memiliki kemampuan resiliensi, tidak terjebak dengan situasi kegagalan. Mereka mampu mengakui keadaan diri mereka, serta belajar dari kesalahan dan bergerak maju dari situasi tersebut.

Ada 3 Hal terpenting dalam resiliensi, menurut Susan Kobasa, yaitu:
1. Personal Control. Orang yang memiliki kemampuan resiliensi, selalu memandang situasi yang sulit sebagai sebuah tantangan. Mereka tidak terjebak atau berdiam diri pada situasi tersebut. Mereka selalu mampu melihat kegagalan dan kesalahan sebagai pelajaran yang dapat mereka ambil dalam hidup, serta sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Mereka tidak memandang situasi sulit tersebut, sebagai sebuah refleksi negatif atas kemampuan serta harga diri mereka.
2. Commitment. Orang yang memiliki kemampuan resiliensi biasanya memiliki komitment dalam hidup dan tujuan mereka. Mereka juga memiliki alasan untuk selalu bangun di pagi hari. Mereka memiliki komitment tidak hanya pada pekerjaan mereka, namun juga hubungan sosial, pertemanan dan beberapa hal yang mereka pedulikan, seperti keyakinan agama dan kepercayaan spiritual yang mereka miliki
3. Challenge. Orang yang memiliki resiliensi selalu melihat kesulitan sebagai sebuah tantangan, dan tidak terjebak pada situasi tersebut. Mereka melihat kegagalan dan kesalahan merupakan sebuah proses pembelajaran dari situasi yang ada. Mereka selalu melihat usaha yang mereka lakukan ditempat mereka dapat memberikan  dampak besar bagi mereka, mereka juga menjadi lebih diberdayakan dan memiliki rasa percaya diri. Seseorang yang memiliki perasaan kuatir cenderung kurang mampu mengontrol situasi mereka, sehingga mereka merasa kehilangan, tidak berdaya dan tidak memiliki kekuatan untuk mengambil tindakan.

Cara Membangun Resiliensi.

1. Menerima situasi. Orang dengan kemampuan resiliensi selalu mampu menerima situasi yang selalu berubah dalam hidup mereka. Mereka memahami bahwa perubahan yang ada dalam kehidupan mereka sebagai bagian dari hidup mereka yang tidak bisa terhindarkan. Selain itu, mereka juga tidak dapat mengontrol berbagai aspek yang telah berubah dalam kehidupan mereka. Memang mengakui hal tersebut sangat sulit, dan seringkali kita hal tersebut menguras energi yang kita miliki, sehingga membuat kita menjadi lebih putus asa dan bertambah cemas. Namun dengan menerima situasi yang ada, membantu kita untuk mampu menyimpan energi yang lebih besar, dengan memfokuskan pada hal-hal yang mampu kita kendalikan daripada hal yang tidak dapat kita kendalikan. 
2. Fokus pada hal yang dapat dikendalikan. Seringkali kita berfokus pada hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Hal ini membuat energi kita semakin besar hilang, karena kita lebih menjadi kuatir dan cemas atas situasi tersebut. Oleh karena itu, anda harus membuat daftar hal-hal atau situasi yang tidak dapat anda kendalikan dan ijinkan anda untuk berhenti mengkuatirkan hal-hal tersebut. Fokuslah pada tindakan-tindakan yang dapat anda lakukan, seperti anda tidak dapat mengubah situasi saat anda mengalami sakit, namun anda dapat memfokuskan diri anda untuk proses penyembuhan anda dan pengobatan anda, atau anda tidak dapat mengubah situasi keluarga anda yang sakit, namun anda dapat memberikan dukungan sosial kepada mereka dalam melewati situasi yang ada.
3. Menerima perubahan dengan melihat masa lalu anda. Melihat masa lalu, berbicara pada situasi yang pernah anda alami sebelumnya serta memiliki hal yang tidak pasti dimana anda telah menerima situasi tersebut, seperti perpisahan dengan orang yang anda cintai, namun anda masih bisa melanjutkan hidup anda, atau saat anda kehilangan pekerjaan anda, dan menemukan yang lebih baik. Memeriksa kesuksesan di masa lalu, membantu anda melihat masa lalu anda, dan membantu anda melewati krisis pada saat ini, serta memebrikan keyakinan kepada anda bahwa anda mampu melewatinya kembali. 
4. Menerima Emosi atau Perasaan anda. Seringkali seseorang yang mengalami situasi sulit cenderung sulit menerima emosi mereka. Seringkali kita cenderung berusaha untuk mengabaikan perasaan atau emosi yang menyakitkan diri kita dan berusaha menampilkan diri pada lingkungan  bahwa kita berani menghadapi hal tersebut. Apapun pilihan anda apakah mengakui atau mengabaikannya, emosi yang kurang menyenangkan akan hadir saat situasi yang sulit terjadi dalam kehidupan anda. Mencoba untuk mencegah emosi tersebut tidak hadir hanya membuat anda menjadi lebih stres dan membuat anda menunda untuk menerima situasi yang baru serta mencegah anda untuk maju kedepan. 
5. Membuat hubungan dengan lingkungan sosial. Membina hubungan dengan lingkungan sosial, membantu anda untuk melewati masa sulit dan meredakan stres, serta meningkatkan suasana hati. Selain itu, anda juga dapat memperoleh kekuatan dan membangun resiliensi didalamnya. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan dalam membina hubungan sosial dalam rangka membangun kemampuan resiliensi, seperti:
  • Membuat prioritas hubungan. Membuat prioritas hubungan membantu anda untuk tetap terhubung secara langsung terutama pada seseorang yang memberikan perhatian dan empati kepada anda. 
  • Jangan menarik diri terutama saat situasi sulit datang. Seringkali beberapa orang terutama saat situasi sulit menarik diri dalam lingkungannya. Atau anda takut menjadi beban orang lain atau menjadi lelah terutama saat anda pada situasi yang sulit. Namun, cobalah tetap melakukan aktivitas sosial, meskipun anda tidak ingin mencobanya. Teman yang baik menganggap anda sebagai sebuah beban. Mereka malah menjadi lebih tersanjung terutama saat anda mau terbuka dengan mereka.
  • Mencoba untuk menghindari dari orang yang memiliki dampak negatif. Beberapa orang memiliki kemampuan mendengarkan yang baik, empati, serta ramah. Namun beberapa orang memberikan emosi negatif kepada kita, sehingga membuat kita menjadi lebih cemas, panik, dan menjadi lebih stres daripada sebelumnya. Cobalah untuk menghindari orang-orang yang cenderung memberikan emosi negatif kepadamu, seperti menghakimi dan mengkritik dirimu.
  • Perluas jaringan sosialmu. Membina hubungan merupakan hal yang vital dalam kesehatan mental, terutama dalam membangun resiliensi. Membangun hubungan dan pertemanan yang baru, membantumu dalam meningkatkan dukunganmu. 
6. Investasi pada Perawatan diri (Self Care). Tentunya kita perlu memahami bahwa tubuh dan pikiran memiliki hubungan satu dengan lainnya. Oleh karena itu, menginvestasikan pada perawatan diri membantu kita membangun resiliensi serta membantumu dalam mengatasi saat stres. Saat badanmu menjadi kuat, maka kesehatanmu juga kuat, demikian juga dengan pikiranmu menjadi lebih sehat.
  • Mendapatkan olahraga yang cukup. Saat kamu mengalami stres yang berat, maka kamu dapat merasakan ketegangan tersebut pada tubuhmu, seperti pada bagian punggung dan leher yang sakit, sakit kepala, insomnia, sakit pada perut, dll. Dengan berolahraga secara rutin membantumu untuk melepaskan hormon endoprine, yang sangat baik dalam meningkatkan emosi dan perasaanmu. Meskipun kamu tidak melakukan olahraga di gym, kamu tetap dapat selalu aktif di rumah.
  • Mempraktikan relaksasi "pikiran dan tubuh". Melakukan praktik seperti yoga, meditasi dan relaksasi pernafasan dalam membantumu untuk dan membantu sistem tubuhmu yang kacau menjadi lebih teratur dan seimbang. 
  • Mendapatkan tidur yang cukup. Saat kita mengalami stres dan banyak permasalahan, seringkali membuat kita cenderung menjadi kurang tidur. Tingkatkan kebiasaan tidur anda yang baik dan lakukan relaksasi sebelum anda berangkat tidur. Hal ini memberikan tidur yang berkualitas terutama bagi tubuh Anda.
  • Makan yang sehat dan bernutrisi. Tidak ada spesifik makanan yang dapat membantu meningkatkan resiliensi. Namun, anda dapat memilih makanan yang mampu membantu dalam meningkatkan sistem imunitas dalam tubuh anda.

7. Melihat Pemaknaan dan Tujuan. Mengerjakan aktivitas yang membantu anda dalam menemukan tujuan dan pemaknaan dalam hidupmu. Selain itu, dengan melakukan aktivitas yang bermakna dan bertujuan membantumu untuk melihat permasalahanmu dalam persepektif yang lebih baik serta membuatmu memahami dirimu dengan tepat. Manfaat yang lainnya ialah, membantu dirimu untuk lebih memiliki kepuasan dalam hidup. Berikut beberapa aktivitas yang membantunya untuk menemukan makna dan tujuan, yaitu:
  • Menolong orang lain. Saat kamu berada dalam situasi krisis. Kamu akan kehilangan kekuatan dan menjadi tidak berdaya. Oleh karena itu, saat terbaik ketika kamu mengalami tersebut ialah dengan cara menolong orang lain. Mengapa menolong orang lain diperlukan ketika kamu dalam kondisi krisis ?. Menolong orang lain, membantumu mendapatkan persepektif dari sebuah permasalahan yang ada secara tepat. Selain itu, dengan menolong orang lain kamu juga bisa mendapatkan rasa kendali serta menemukan tujuan hidup anda. Cobalah untuk terlibat secara proaktif dengan membantu tetanggamu, mendonorkan darah, terlibat pada layanan sukarelawan, dll.
  • Mengerjakan hobi dan minatmu. Pada saat krisis kehidupan datang, sangat penting untuk tidak mengesampingkan minat atau interest yang kita miliki. Untuk beberapa orang mengerjakan aktivitas hobi dan minat membantu mereka menemukan pemaknaan dalam hidup dan mengatasi stres.
  • Melihat peluang untuk menemukan diri sendiri (self discovery). Seseorang akan mengalami pertumbuhan ketika mereka menemukan hal-hal yang membuat mereka berjuang dan berusaha, terutama mengatasi masa krisis dalam hidupnya, contohnnya seseorang yang mengalami kesulitan dan tragedi dalam sebuah hubungan, akan menjadi lebih berusaha menghargai nilai hubungan mereka kedepan. Hal ini dapat meningkatkan harga diri dan pengfhargaan dalam diri mereka. 
  • Bergerak pada tujuan anda. Kembangkan beberapa tujuan yang realistik dan teratur. Jangan berfokus pada tujuan yang tidak realistik dan tidak dapat dicapai. Mulailah dengan langkah-langkah kecil yang memungkinkan anda mampu mencapai langkah tersebut.
8. Tetap termotivasi. Sangat penting sekali agar kita tetap mempertahankan ketekunan dan daya tahan yang baik. Oleh karena itu, anda tetap perlu menjaga motivasi diri anda saat anda agar mampu mengatasi dan melewati masa-masa krisis dalam hidup anda. 
  • Atasi masalah anda selangkah demi selangkah. Jika anda memiliki permasalahan yang besar, cobalah untuk memecahkannya menjadi langkah-langkah kecil yang dapat anda kelola. Jika permasalahan yang ada 
  • Merayakan kemenangan kecil. Agar anda mampu melewati masa krisis dalam hidup anda, anda perlu belajar merayakan kemenangan kecil dalam hidup anda. Dengan memperhatikan kemenangan-kemenangan kecil dalam hidup anda, membantu anda untuk mempertahankan motivasi serta mengatasi hal-hal negatif dan membuat anda menjadi terdorong lebih maju.
  • Tetap mempertahankan sudut pandang yang penuh harapan. Saat masa krisis melanda kita, sering kali kita cenderung berpikir negatif dan meledakan masalah. Cobalah mundur selangkah dan pikirkan masalah tersebut dengan perspektif orang luar. Cobalah melihatnya dan membuat harapan dalam kondisi krisis yang ada. Ketika anda memikirkan hal yang mengkuatirkan dan menakutkan diri anda, berhentilah dan ganti pikiranmu dengan membayangkan yang anda inginkan terjadi dalam kehidupanmu. 
  • Mengekspresikan rasa syukur. Lakukan kebiasaan mengekspresikan syukur dengan menuliskan ucapan terima kasih untuk hal-hal kecil yang anda alami. Hal ini membantu anda memberikan kelegaan pada situasi yang menyebabkan stres dan meningkatkan suasana hati anda menjadi lebih baik.
  • Menjadi baik untuk diri sendiri. Seringkali ketika masa krisis terjadi, kita terjebak dengan situasi merendahkan diri dan menyalahkan atas kesalahan yang terjadi, dengan mengkritik keterampilan anda. Berlakulah baik kepada dirimu, hal ini membantunya untuk meningkatkan resiliensi. 

Selain itu, kamu juga dapat melakukan konseling untuk membantumu dalam membangun resiliensimu, melalui konseling kamu akan diajarkan untuk memahami masalahmu dengan perspektif yang lain, serta mengajarkanmu untuk menemukan hal-hal yang baik dari dirimu, dan beberapa terapi psikologis lainnya.